
Didi Leonardo Manaba : ASITA Berharap Pemerintah Beri Solusi Agar Sektor Wisata Tetap Bergerak
MAKASSAR, Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel menggelar diskusi bertajuk “Tantangan dan Peluang Industri Pariwisata Sulsel 2025” di Hotel Mercure Makassar, Sabtu (15/3/2025).
Diskusi ini menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai sektor, mulai dari pelaku industri pariwisata, perhotelan, hingga legislatif, yang membahas dampak kebijakan efisiensi anggaran, terhadap dunia pariwisata di Sulawesi Selatan.
Ketua Komisi D DPRD Makassar, Andi Hadi Ibrahim Baso, menyoroti pentingnya industri perhotelan, dalam mendukung perekonomian daerah.
Ia mengingatkan, kebijakan efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat harus dipertimbangkan dengan matang, agar tidak merugikan daerah.
“Hotel-hotel di Makassar adalah penyumbang PAD yang signifikan. Jika efisiensi ini terus berlanjut, kita bisa kehilangan sumber pendapatan daerah yang besar. Saya berharap kebijakan ini tidak berlangsung lama,” ujar Andi Hadi.
Dari sektor industri perjalanan wisata, Ketua DPD ASITA Sulsel, Didi Leonardo, mengungkapkan, pelaku usaha travel kini menghadapi tantangan besar, karena perjalanan dinas pemerintah berkurang drastis.
Ia menyebutkan, sekitar 50 hingga 60 persen agen travel di Sulsel bergantung pada perjalanan umrah, sementara segmen lain mengalami penurunan tajam.
“Kami berharap pemerintah daerah bisa mencari solusi agar sektor pariwisata tetap bergerak, misalnya dengan membuka peluang baru, selain dari kementerian dan lembaga pemerintah,” jelas Didi.
General Manager Hotel Mercure Makassar, Wiwied Nurseka, juga menyampaikan kondisi terkini industri perhotelan.
Menurutnya, sejak kebijakan efisiensi diterapkan, permintaan kamar hotel turun drastis, padahal sebelumnya industri ini sangat bergantung pada tamu dari dinas dan kementerian.
Baca Juga Ketua PJI Sulsel Apresiasi Workshop dan Apresiasi Jurnalis yang Dilaksanakan KJS
“Dulu segmen kami 85 persen dari pemerintah, kini harus beralih ke corporate. Namun, persaingan di Makassar sangat ketat, karena jumlah hotel semakin banyak, sementara pasar yang kita perebutkan semakin kecil,” kata Wiwied.
Diskusi ini diharapkan, dapat memberikan wawasan serta solusi bagi para pelaku industri perhotelan dan pariwisata di Sulsel.
Selain itu, peran media dianggap penting dalam menyuarakan aspirasi para pelaku usaha kepada pemerintah, agar kebijakan yang diambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan adanya talkshow ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat mencari strategi terbaik, agar sektor pariwisata di Sulawesi Selatan tetap berkembang, meskipun menghadapi tantangan kebijakan efisiensi anggaran.
Kegiatan ini disponsori oleh Mercure Makassar Nexa Pettarani, Alfamart, Kalla Toyota, Bosowa Berlian Motor, Bosowa Corporindo, Astra Motor Sulsel, Pegadaian dan PT Solid Gold Berjangka.